Kategori Kritik Deskriptif
·
Kritik Depiktif (Gambaran bangunan)
-
Static ( Secara Grafis )
-
Dynamic ( Secara Verbal )
-
Process (
Secara Prosedural )
·
Kritik Biografis (
Riwayat Hidup)
·
Kritik Kontekstual (
Persitiwa)
Kritik Depiktif
- Aspek Statis ( Static Aspects )
·
Depictive cenderung tidak dipandang sebagai
sebuah bentuk kritik karena ia tidak didasarkan pada pernyataan baik atau buruk
sebuah bangunan
·
Sebagaimana tradisi dalam kritik kesenian yang
lain, metode ini menyatakan apa yang sesungguhnya ada dan terjadi disana
·
Kritik Depictive tidak butuh satu pernyataan
betul atau salah karena penilaian dapat menjadi bias akibat pengalaman
seseorang di masa lalunya.
b.
Aspek Dinamis
( Dynamic Aspect )
·
Tidak seperti aspek static, aspek dinamis depictive
mencoba melihat bagaimana bangunan digunakan bukan dari apa bangunan di buat.
·
Aspek dinamis mengkritisi bangunan melalui :
Bagaimana manusia bergerak melalui ruang-ruang sebuah bangunan? Apa yang
terjadi disana? Pengalaman apa yang telah dihasilkan dari sebuah lingkungan
fisik? Bagaimana bangunan dipengaruhi oleh kejadian-kejadian yang ada didalamnya dan
disekitarnya?
·
Merupakan
satu bentuk depictive criticism yang menginformasikan kepada kita tentang
proses bagaimana sebab-sebab lingkungan fisik terjadi seperti itu.
·
Kalau
kritik yang lain dibentuk melalui pengkarakteristikan informasi yang datang
ketika bangunan itu telah ada, maka kritik depictive (aspek proses) lebih
melihat pada langkah-langkah keputusan dalam proses desain yang meliputi :
Kapan bangunan itu mulai direncanakan, bagaimana perubahannya, bagaimana ia
diperbaiki, kita dapat membayangkan persepsi kita dalam proses pembentukannya.
Kritik Arsitektur Depiktif
Museum Minyak dan Gas
Museum
minyak dan gas yang lebih dikenal sebagai Museum Migas terletak di kawasan
Taman Mini Indonesia Indah ( TMII ) Jalan Raya Taman Mini, Jakarta. Museum
Migas atau yang sering disebut sebagai (
Gawitra ) Graha Widya Patra mempunyai arti graha adalah rumah, widya adalah
ilmu, dan patra adalah minyak.
Kami melakukan survey pada hari jumat tanggal 11
Januari 2013. Saat kami tiba di museum migas tidak banyak pengunjung tetapi
hanya kami pengunjung yang ada. Kami mewawancarai dan ditemani Bapak Wijaya
serta diberi penjelasan mengenai museum migas. Pada pintu utama terbuat dari
bahan kaca.
Aktivitas didalam
museum migas adalah mengelilingi berbagai macam benda yang berhubungan dengan
migas, hasil bumi, diorama dan juga terdapat Mini Teater tempat untuk pemutaran
film mengenai migas.
Mini Teater terletak di Lantai dasar gedung utama. Dimana
teater mini ini memutar film animasi dokumenter mengenai minyak dan gas bumi.
Berbagai jenis minyak bumi dan produk-produk
kilang unit pengolahan iv Cilacap.
Setelah
selesai mengelilingi museum migas maka pengunjung akan diantarkan pada sattu
ruangan yang disebut sebagai Ruang Renungan dimana kita diajak untuk merenungi
bagaimana cara memelihara serta memakai minyak dan gas bumi secara bertanggung
jawab. Apabila tidak menghemat energy minyak dan gas bumi yang terbentuk secara
ratusan bahkan jutaan tahun maka akan terjadi kerusakan lingkungan.
Ruang
peran yang terletak di lantai dasar gedung utama berisi peragaan-peragaan dalam ruang ini
menggambarkan betapa pentingnya peran Migas sebagai sumber energi, penghasil
BBM dan non-BBM serta produk-produk petrokimia. Sebatang pohon minyak secara
simbolis menampilkan pada cabang-cabangnya berbagai jenis produk yang dihasilkan
melalui proses pengolahan Migas.