Papercraft

Papercraft
Im Builder, Its my hobby

Senin, 11 Februari 2013

Kritik Arsitektur





Kategori Kritik Deskriptif
·         Kritik Depiktif (Gambaran bangunan)
-          Static                           ( Secara Grafis )
-          Dynamic                      ( Secara Verbal )
-          Process                        ( Secara Prosedural )
·         Kritik Biografis                       ( Riwayat Hidup)
·         Kritik Kontekstual                  ( Persitiwa)

Kritik Depiktif
  1. Aspek Statis ( Static Aspects )
·         Depictive cenderung tidak dipandang sebagai sebuah bentuk kritik karena ia tidak didasarkan pada pernyataan baik atau buruk sebuah bangunan
·         Sebagaimana tradisi dalam kritik kesenian yang lain, metode ini menyatakan apa yang sesungguhnya ada dan terjadi disana
·         Kritik Depictive tidak butuh satu pernyataan betul atau salah karena penilaian dapat menjadi bias akibat pengalaman seseorang di masa lalunya.


b.       Aspek Dinamis  ( Dynamic Aspect )
·         Tidak seperti aspek static, aspek dinamis depictive mencoba melihat bagaimana bangunan digunakan bukan dari apa bangunan di buat.
·         Aspek dinamis mengkritisi bangunan melalui : Bagaimana manusia bergerak melalui ruang-ruang sebuah bangunan? Apa yang terjadi disana? Pengalaman apa yang telah dihasilkan dari sebuah lingkungan fisik? Bagaimana bangunan dipengaruhi oleh kejadian-kejadian yang ada  didalamnya dan disekitarnya?

    c.   Aspek Proses (Process Aspect )
·         Merupakan satu bentuk depictive criticism yang menginformasikan kepada kita tentang proses bagaimana sebab-sebab lingkungan fisik terjadi seperti itu.
·         Kalau kritik yang lain dibentuk melalui pengkarakteristikan informasi yang datang ketika bangunan itu telah ada, maka kritik depictive (aspek proses) lebih melihat pada langkah-langkah keputusan dalam proses desain yang meliputi : Kapan bangunan itu mulai direncanakan, bagaimana perubahannya, bagaimana ia diperbaiki, kita dapat membayangkan persepsi kita dalam proses  pembentukannya.
 Kritik Arsitektur Depiktif
Museum Minyak dan Gas

Museum minyak dan gas yang lebih dikenal sebagai Museum Migas terletak di kawasan Taman Mini Indonesia Indah ( TMII ) Jalan Raya Taman Mini, Jakarta. Museum Migas atau yang sering disebut sebagai  ( Gawitra ) Graha Widya Patra mempunyai arti graha adalah rumah, widya adalah ilmu, dan patra adalah minyak.
Kami melakukan survey pada hari jumat tanggal 11 Januari 2013. Saat kami tiba di museum migas tidak banyak pengunjung tetapi hanya kami pengunjung yang ada. Kami mewawancarai dan ditemani Bapak Wijaya serta diberi penjelasan mengenai museum migas. Pada pintu utama terbuat dari bahan kaca.
Aktivitas didalam museum migas adalah mengelilingi berbagai macam benda yang berhubungan dengan migas, hasil bumi, diorama dan juga terdapat Mini Teater tempat untuk pemutaran film mengenai migas.
Mini Teater terletak di Lantai dasar gedung utama. Dimana teater mini ini memutar film animasi dokumenter mengenai minyak dan gas bumi.
 Berbagai jenis minyak bumi dan produk-produk kilang unit pengolahan iv Cilacap.
Setelah selesai mengelilingi museum migas maka pengunjung akan diantarkan pada sattu ruangan yang disebut sebagai Ruang Renungan dimana kita diajak untuk merenungi bagaimana cara memelihara serta memakai minyak dan gas bumi secara bertanggung jawab. Apabila tidak menghemat energy minyak dan gas bumi yang terbentuk secara ratusan bahkan jutaan tahun maka akan terjadi kerusakan lingkungan.
Ruang peran yang terletak di lantai dasar gedung utama berisi peragaan-peragaan dalam ruang ini menggambarkan betapa pentingnya peran Migas sebagai sumber energi, penghasil BBM dan non-BBM serta produk-produk petrokimia. Sebatang pohon minyak secara simbolis menampilkan pada cabang-cabangnya berbagai jenis produk yang dihasilkan melalui proses pengolahan Migas.